Stres sepertinya sudah menjadi bumbu dalam kehidupan sehari-hari kita,
bahkan seolah-olah tiada hari tanpa stres. Beberapa ahli mengatakan bahwa
stress adalah suatu kebutuhan manusia untuk dapat melatih kemampuannya dalam
bertahan mengadapi segala tantangan hidupnya.
Biasanya jika kita sedang mengalami stres kita cenderung sering sakit
kepala, pusing, letih, sakit perut, sakit pinggang, kesulitan buang air besar
dan bahkan kita akan sangat kesulitan dalam melakukan hubungan sosial.
Banyak orang sering mengeluhkan tekanan darah tingginya tidak kunjung
turun karena alasan seperti pensiun sehingga merasa tidak di hargai oleh anak
ataupun menantunya. Jika hal ini terus berlanjut maka stress yang
berkepanjangan ini akan berakibat depresi atau gangguan jiwa. Untuk menghadapi
hal seperti ini sangat diperlukan bantuan dari dokter.
Pada saat berhadapan dengan dokter biasanya kita sering sekali merasa
gelisah, takut, cemas bahkan pada anak-anak justru sering memberontak sehingga
pada akhirnya kita membatalkan konsultasi yang akan kita lakukan. Untuk
mencegah kejadian yang tidak menyenangkan tersebut ada beberapa hal yang perlu
dilakukan.
1. Buatlah perjanjian
melalui telepon terlebih dahulu. Namun bila tidak memungkinkan anjurkan pada
salah satu anggota keluarga untuk datang lebih awal dan menjelaskan
permasalahan yang dihadapi pada dokter.
2. Binalah rasa
percaya dengan dokter, karena dokter kadang melakukan sesuatu yang mungkin
ganjil jika berhadapan dengan pasien yang sebenarya. Oleh karena itu sebaiknya
kita sampaikan segala sesuatunya dengan jujur, termasuk permasalahan yang
memicu terjadinya stress.
3. Apabila dokter
menyarankan sesuatu, sebaiknya saran tersebut kita ikuti.
4. Jika dokter
memberikan obat penenag sebaiknya kita meminta keterangan lebih lanjut tentang
aturan pakai dan kemungkinan efek samping dari obat tersebut.
5. Bila dokter
menganjurkan untuk melakukan perawatan dirumah sakit sebaiknya kita meminta
penjelasan mengenai lama perawatan di rumah sakit tersebut.
Kebanyakan orang dapat sembuh bila
mendapatkan perolongan yang segera dan tepat. Namun, stress juga harus disikapi
dengan perilaku mensykuri hal-hal yang sudah kita capai dan menerimanya dengan
lapang dada jika kita belum memperoleh hal-hal yang kita inginkan.